placeholder

your best pick for something trivial


Tentang Mematuhi (Kompromi)

Terkait kepatuhan, aku sebenarnya memiliki dualitas yang cukup membingungkan. Jika ditanya, sebagian orang yang mengenalku mungkin akan menyebutkan bahwa aku memiliki tingkat kepatuhan yang sangat baik.

Mereka yang menjawab demikian, besar kemungkinan mengenalku sebagai pribadi yang sangat tegas dengan struktur serta hierarki; alur ketika mengajukan keluhan kepada rekan kerja di tim yang berbeda, misalnya saja; atau apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berinteraksi dengan atasan.

Sebagian sisanya, yang juga mengenalku sama baiknya, mungkin akan menekankan banyaknya peraturan yang secara sadar kulanggar; dan bagaimana aku selalu berupaya untuk mencari kompromi dengan peraturan yang merugikanku; serta tentu peraturan-peraturan yang tidak bisa kupahami alur logikanya.

Aku pribadi melihat kedua anggapan tersebut sama benarnya, dan tak masalah juga jika keduanya dijalankan secara bersamaan. Struktur dan hierarki itu penting, tidak bisa tidak. Order is what makes human human. Namun, perasaan ditindas oleh struktur juga tidak bisa diinvalidasi begitu saja, kan?

Dunia tidak pernah adil; Tidak ada aturan yang benar-benar sempurna, dan kita pun tidak akan pernah bisa untuk menyenangkan semua orang. Kadang, sebuah peraturan dicetuskan karena manfaatnya yang besar, tetapi bukan berarti peraturan tersebut baik bagi semua orang. Akan selalu ada saja pihak yang disulitkan oleh suatu peraturan, kurasa.

Sepenting apa pun struktur dan hierarki dalam menciptakan keteraturan, menurutku perasaan mereka yang harus hidup dengan peraturan tersebut juga tak kalah penting. Tanpa adanya pertimbangan yang benar-benar matang dan sesuai, peraturan yang tujuan awalnya adalah keteraturan, bisa menjadi sesuatu yang diskriminatif.

Berkompromi dengan peraturan sebelum mematuhinya menurutku bisa menjadi pilihan yang paling logis. Tentu tak semua orang bisa melakukannya. Bagaimanapun juga, memiliki pilihan merupakan sebuah privilese tersendiri.

Harus diakui, aku cukup beruntung karena kerap kali memiliki pilihan tersebut; memilah sendiri peraturan mana yang perlu diikuti, dan mana yang sebaiknya ditentang. Itulah mengapa, jika ditanya, akan ada orang yang menganggap bahwa tingkat kepatuhanku cukup tinggi, karena aku memang sangat mematuhi struktur dan hierarki.

Namun, akan ada pula orang yang menganggap bahwa tingkat kepatuhanku sangat rendah. Aku harap, untuk orang-orang tersebut, mereka bisa memahami alasan mengapa aku tak mau mematuhi peraturan yang ada dan justru berupaya untuk mencari kompromi.



One response to “Tentang Mematuhi (Kompromi)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.