placeholder

your best pick for something trivial


Tentang Menghantam (Rock Bottom)

Oh, non. Dari blog yang terbit posting baru tiap hari, sekarang posting baru di blog ini munculnya sebulan sekali. Sedih sekali rasanya (hanya jika dirasakan saja, sih, kalau dilalui seperti hari-hari yang lain …, ya hari toh akan tetap berlalu).

Anyway, kalau misalkan ada yang mengira bahwa intensitas posting di blog ini menurun karena aku sedang tidak baik-baik saja, jujur menurutku, sih, tidak terlalu salah juga.

Hari-hariku belakangan ini memang kurang begitu baik, entah karena kinerjaku yang semakin hari terasa semakin kurang profesional, percintaan yang kandas beberapa waktu lalu, atau sekadar rekor anyar kalah bermain game yang setiap harinya terus saja kupecahkan. Shit is raining, pouring hard, clogging on here and there, basically.

Kalau boleh jujur, suicide ideation terasa makin intens seiring bertambahnya hari. Akhir pekan lalu, bahkan, entah bagaimana aku berhasil mempelajari membuat simpul hanging noose yang sohor itu.

Rasa-rasanya, kurasa teman-teman juga mungkin sudah mulai bosan dengan suicidal intrusive thoughts yang sering kuekspresikan di berbagai kanal media sosial pribadiku. Kadang, aku membayangkan mereka mungkin bosan denganku yang terus bilang ingin mati, tetapi tidak mati jua.

Like, kalau aku sendiri saja bosan, besar kemungkinan orang lain yang tak benar-benar tahu bagaimana aku menjalani hidup mungkin akan lebih bosan lagi, kan?

Nah, berangkat dari rasa bosan tersebut, aku mencoba untuk memberikan variasi lain pada intrusive thoughts dan keimpulsifanku itu. Bagi teman-teman yang sudah lama mengenalku, anggapan bahwa aku orang yang sangat frontal bisa jadi merupakan anggapan yang melekat pada pribadiku.

Aku sendiri tak mau banyak membantah, karena bertindak sebelum berpikir memang peranggaiku yang kusadari benar. Bergerak dahulu, rencanakan setelahnya; bicara saja dulu, minta maaf jika sudah menyinggung perasaan setelahnya; Nikmati saja dulu, dan biarkan hidup berjalan semaunya. Terima saja, hadapi saja, frontal saja.

Jika dattebayo adalah jalan hidup Naruto, jalan ninjaku adalah main hantam. Termasuk ketika aku merasa sedang tidak baik-baik saja.

Satu hal yang kusadari adalah … sering kali kita, atau setidaknya aku, sebenarnya bukan sedang berada di posisi yang sulit. Bukan perkara hidup memang berjalan dengan berat dan tak adil, sehingga akhirnya mau tak mau kita terdampar pada situasi yang membuat merana ini.

Bukannya tidak ingin bersikap fatalis, tetapi bukan tidak mungkin juga, kan, jika kita sendirilah yang menempatkan diri kita pada situasi tersebut.

Maksudku … ya, memang hidup ini kadang tidak adil. Namun, seadil-adilnya hidup, dan setidak adil-tidak adilnya keadaan, sering kali kita secara sadar mengambil pilihan yang menempatkan kita pada posisi yang sulit.

Kupikir tak jarang pula kita beranggapan bahwa sebenarnya tak ada pilihan, dan apa yang telah kita pilih merupakan satu-satunya pilihan. Namun, apakah memang benar demikian?

Sama seperti kita yang memiliki pilihan, 8.005.175.999 manusia lain di muka bumi ini juga memiliki pilihan, kan? Jadi, rasanya aneh saja jika pilihan-pilihan tersebut tidak saling bertumbukan, dan hanya pilihan kita sendiri yang harus disalahkan dengan apa yang kemudian kita hadapi.

The math ain’t math-ing just like I haven’t been mating for years now.

Aku tidak tahu, dan tidak mau beropini tentang pilihan orang lain yang membawa mereka bertengger di titik mana pun pada hidup mereka. Namun, untukku sendiri, aku merasa bahwa aku secara sengaja, sekalipun juga secara tidak sadar, terus menghantam situasiku sendiri, menciptakan pilihan yang terbatas untuk kupilih, dan akhirnya menempatkanku pada posisiku saat ini.

It feels like I’ve been hitting rock bottom, but what if I kept hitting it on? Will I hit a rocker bottomer? Will there be a rockest bottomest?

Ketika seseorang berada dalam titik terendah dalam hidupnya, kebanyakan dari mereka akan mencoba bangkit dari situasi tersebut, merangkak naik, dan kembali berdiri tegak di titik yang stabil. Sementara, ketika aku merasa bahwa aku sedang berada dalam titik terendah dalam hidupku, aku bangkit dengan memperburuk situasiku sendiri.

Bila besok aku tiba di titik yang lebih rendah, artinya hari ini aku tidak sedang dalam titik terendah di hidupku, dong? Sejauh mana aku bisa menghantam lapisan paling dasar ini?



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.