placeholder

your best pick for something trivial


Tentang Mengupayakan (Status Quo)

Masih terkait new year resolution, sepertinya aku masih kesulitan untuk menentukan apa yang sesungguhnya ingin kucapai dalam hidup ini.

Not saying that I already have everything I want in this life, sih, tapi memang cukup sulit bagiku saat ini untuk mengenali apa yang benar-benar kuinginkan. Menurutku, hidup dengan rutinitas yang membuatku merasa tak jauh berbeda dengan robot juga sudah cukup, kok.

Benar, sih, dibilang menganggur pun sebenarnya tidak juga. Selain pekerjaan kantoran yang masih kulakoni tiap hari, terkadang ada juga beberapa pekerjaan lepas waktu yang masih kuterima. Hanya saja, jujur aku merasa tidak bekerja pun tidak masalah.

Tak seperti banyak orang yang bekerja untuk mengumpulkan uang, aku menyadari bahwa aku bekerja hanya karena aku memang ingin bekerja. Upah yang cukup, sekalipun penting, hampir tak pernah menjadi tujuan utamaku.

Bisa dibilang aku cukup beruntung karena memiliki jaring pengaman yang baik. Sekalipun aku tidak bekerja, kemungkinan besar aku akan tetap hidup dengan menjadi beban di jaring pengaman yang kumiliki. Meski menyenangkan, alasan ini sebenarnya justru membuatku kerap berpikir, “Sebenarnya kita hidup untuk apa, sih? Namun, mati juga untuk apa?”

Mau tak mau, aku pun terpikir tentang status quo, keadaan yang stagnan tanpa ada perubahan. Terdengar sedikit fatalis, memang, tetapi kadang orang lupa bahwa tidak adanya perubahan tak hanya berarti tak akan ada keadaan yang lebih baik. Di sisi lain, tidak adanya perubahan juga bisa berarti tak akan ada keadaan yang lebih buruk, kan?

Namun, tentu tak semudah itu. Sekalipun status quo merupakan kondisi yang stagnan, bukan berarti kondisi ini bisa didapatkan dengan begitu saja. Menyebalkan, memang, tetapi status quo tetap perlu diupayakan agar terus berlangsung.

Diam saja bersikap fatalis bisa jadi justru akan mengarahkan kita pada perubahan, dan menyebalkannya, perubahan tersebut bisa jadi merupakan perubahan yang kita sesali. Bagaimana, tidak, kan? Jika perubahan tersebut bisa dicegah dengan melakukan sesuatu, tetapi kita memutuskan untuk tidak melakukannya, tentunya penyesalan, lah, yang akan menyambut di ujung jalan.

Jadi …, ya, mau bagaimana lagi? Tak ada salahnya juga, sih, berupaya sekuat tenaga agar hidup tetap stagnan tanpa ada perubahan. Setidaknya, hingga aku bisa menemukan tujuan hidup yang benar-benar menarik untuk diperjuangkan, mungkin upaya untuk menjaga status quo bisa dialihkan ke tujuan tersebut.

Namun, untuk sekarang, yah, sudahlah biarkan hidup berjalan semaunya.



One response to “Tentang Mengupayakan (Status Quo)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.