placeholder

your best pick for something trivial


Tentang Mengkhawatirkan (Masa Depan)

Tidak terasa sudah berjalan tiga tahun sejak impulsif terbesar dalam hidupku.

Bagi yang belum tahu, tiga tahun lalu, tiba-tiba aku berpikir untuk membeli unit apartemen. Alasannya juga sangat sederhana; waktu itu aku menginap di unit apartemen teman kantor, dan merasa bahwa unit ini cukup menyenangkan.

Tak lama kemudian, teman tersebut memperkenalkanku dengan tim sales pengelola gedung, dan semuanya berlangsung cukup cepat setelahnya, tiba-tiba saja aku sudah menjadi pemilik salah satu unit apartemen di sini; pakai uang bank dengan skema kredit pemilikan apartemen selama dua puluh tahun, tentu saja.

Nah, tiga tahun ini merupakan tolok ukur yang cukup menarik, sebenarnya. Selain karena tiga merupakan salah satu angka ganjil yang cukup populer, tiga tahun juga menandai dimulainya masa floating. Artinya, cicilan kredit pemilikan apartemen yang harus kubayarkan setiaap bulannya sudah mulai mengikuti suku bunga bank nasional.

and it sucks.

Khawatir, tentu saja, karena dari mana coba bisa dapat uang sebanyak itu untuk membayar cicilan yang hampir dua kali lipat dari cicilan pada bulan-bulan sebelumnya, kan?

Namun, setelah kupikir kembali. Rasa-rasanya, kok, aku tidak tampak khawatir seperti selayaknya orang yang khawatir karena cicilan kreditnya sudah masuk masa floating, ya?

Karena, jika kupikir dengan lebih dalam lagi, rasa-rasanya masa depan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, sih. Dikhawatirkan atau tidak, toh, masa depan akan tetap datang. Jadi, ya … sudah, dijalani saja dulu.



One response to “Tentang Mengkhawatirkan (Masa Depan)”

Leave a Reply to 8eats at once Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.